Importir Mesir Harap Pemerintah RI Dorong Pemain Kopi Nasional

By Admin

nusakini.com--Kopi adalah salah satu primadona komoditas ekspor Indonesia ke Mesir. Bahkan, lebih dari 80 persen kopi yang beredar di negeri berjuluk 1.000 menara ini berasal dari Indonesia. Sayangnya, eksportir kopi Indonesia yang menjadi mitra bisnis Mesir tidak banyak. 

“Masih sulit mencari eksporter kopi Indonesia yang memang benar-benar orang Indonesia,” keluh pebisnis kopi asal Mesir, Khaled Hamdy saat bertemu Dubes Indonesia untuk Mesir, Helmy Fauzy, di Kairo.

Pertemuan ini merupakan bagian dari penjaringan kandidat Primaduta Award 2018. Primaduta Award adalah penghargaan dari Presiden Joko Widodo bagi buyer yang memiliki loyalitas, komitmen, dan kinerja dalam meningkatkan volume ekspor Indonesia ke Iuar negeri. Primaduta award akan diberikan pada acara Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 yang akan digelar di Indonesia Convention Exhibition, Bumi Serpong Damai, Tangerang, pada 24-28 Oktober mendatang. Turut hadir dalam pertemuan ini adalah Atase Perdagangan KBRI Kairo, Burman Rahman. 

Lebih lanjut, Hamdy menjelaskan banyak pemain kopi Indonesia justru tidak berasal dari nusantara. Bahkan, sebagian di antaranya justru berasal dari Singapura. “Angka impor kopi Mesir dari Indonesia sebenarnya jauh lebih besar dari nilai aslinya karena banyak penampung-penampung kopi justru dimainkan negara lain seperti Singapura,” jelas Hamdy. 

Dirinya menjelaskan hal ini disebabkan karena banyak petani kopi Indonesia tidak familiar mengenai seluk beluk bisnis internasional. Kondisi ini dimanfaatkan oleh eksportir yang notabene adalah broker-broker asing. Alhasil, sekalipun komoditas kopi menjadi primadona, kondisi ini tidak berdampak banyak bagi tumbuhnya pengusaha kopi asal Indonesia. 

“Para petani membutuhkan uang tapi tidak tahu cara menjaga kualitas kopi, sementara eksporter kuasai bisnis dan pandai menjaga kualitas kopi,” kata peraih Primaduta Award 2017 ini. 

Menanggapi hal tersebut, Duta Besar Helmy Fauzy menjelaskan pemerintah Joko Widodo sudah berupaya untuk meningkatkan pemberdayaan petani termasuk petani kopi. Tidak hanya itu, perhatian Presiden Jokowi juga diberikan pada tumbuhnya pelaku usaha baru dengan cara memangkas birokrasi dan penyederhanaan izin usaha. Karena itu, dirinya berjanji menyampaikan masukan dari importir Mesir kepada kementerian terkait. Apalagi, agenda ke-6 dari Nawacita jelas menyebutkan perihal upaya meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.  

“Meningkatkan kesejahteraan petani memang tidak mudah dan bukan upaya instan. Tapi pemerintah terus berupaya dan meyakini melalui perbaikan kesejahteraan petani maka produktivitas dan daya saing kita akan juga meningkat,” tegas Dubes Helmy. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia menunjukkan total perdagangan RI-Mesir pada 2017 mencapai US$ 1,505 miliar atau naik 2,97% dibandingkan tahun 2016 yang mencapai US$ 1,462 miliar. Ekspor Indonesia ke Mesir di tahun 2017 tercatat sebesar US$ 1,253 miliar atau naik sebesar 12,89% dari tahun 2016 yang terbukukan sebesar US$ 1,110 miliar.

Sejumlah produk ekspor utama Indonesia ke Mesir antara lain kelapa sawit, kopi, ban, karet, dan rempah-rempah. Sedangkan impor utama Indonesia dari Mesir adalah fosfat, pupuk kimia, hasil pertanian dan perkebunan berupa buah-buahan dan kurma. Terkait investasi, hingga tahun 2017, investasi Indonesia di Mesir mencapai US$ 50 juta. Di sisi lain, jumlah investasi Mesir di Indonesia dalam tujuh tahun terakhir mencapai US$ 5 juta. 

Sedangkan Badan Pusat urusan Statistik dan Mobilisasi Publik Mesir (Central Agency for Public Mobilization and Statistics/CAPMAS) mencatat total volume perdagangan RI-Mesir pada periode Februari 2018 mencapai US$ 203.536.354. Jumlah ini naik sebesar 169,65% dibanding periode yang sama tahun 2017 yang tercatat sebesar US$ 75.481.999.

Jumlah ekspor Indonesia ke Mesir juga menunjukkan tren positif. Pada periode Februari 2018, angka ekspor RI ke Mesir mencapai US$ 185.293.767 atau naik sebesar 197,38% dibanding periode yang sama tahun 2017 sebesar US$ 62.309.795. Sementara itu, impor Indonesia dari Mesir pada periode Februari 2018 berada pada kisaran US$ 18.242.587 atau naik 38,49% dari tahun 2017 yang mencapai US$ 13.172.204. 

Sejumlah komoditas yang mengalami tren kenaikan volume ekspor hingga Februari 2018 antara lain kelapa sawit sebesar US$ 110,36 juta (naik 3,73%), kopi sebesar US$ 8,55 juta (naik 46,01%), karet sebesar US$ 6,35 juta (naik 42,53%) dan kopra sebesar US$ 2,58 juta (naik 1358,19%). 

Khusus untuk komoditas kopi, KBRI Kairo mencatat tren pertumbuhan impor biji kopi Mesir dari dunia dalam kurun 2013 – 2017 mengalami pertumbuhan 10,82 %. Pada tahun 2017, Indonesia tercatat sebagai negara pengekspor nomor satu biji kopi ke Mesir. Tren pertumbuhan impor kopi asal Indonesia sepanjang lima tahun terakhir mencapai 14,36%. Impor produk biji kopi dari Indonesia di tahun 2017 mencapai US$ 55,463 juta atau meningkat 28,05% dibanding tahun 2016 sebesar US$ 43,315 juta. (p/ab)